KENCLENG | VERSTEHN #5

Oleh: Faridz Yusuf

BEBERAPA hari kemarin, seseorang dibakar sebab nyolong kotak amal pembangunan masjid, di kota tempat peziarahan, dirawat di rumah sakit daerah Sunan.

Sedurhaka itukah dia?

Jika Albert Camus bilang di awal The Rebel, bahwa kejahatan itu ada yang berlandaskan nafsu dan logika—dan mereka adalah orang-orang dewasa yang punya kecakapan alibi—maka dengan dalih apa kita akan menyebut pembakaran itu sebagai suatu keluhuran budi? Read the rest of this entry »

GUMAM | VERSTEHN #5

Sebuah Puisi untuk Ayah

Oleh: Abdullah Zen

Kau, tersenyum selalu.

Wajah tuamu, segar seolah tak menyimpan sesal

Kupandangi selalu di sela-sela lelahku Read the rest of this entry »

MATA HORUS | VERSTEHN #5

Oleh: Faridz Yusuf

SAYA INGAT BOCAH KURUS, dengan mata yang bolor, dipaksa sang Ayah yang patriotis bertempur ke medan perang. Itulah John Kipling, kisah yang dituturkan pada kita lewat film My Boy Jack.[1] Ini tentu bukan film sihir, meski Kipling diperankan Daniel Radcliffe, pemeran Harry Potter.

Alkisah, Inggris tahun 1914, ketika mulai pecah perang dunia satu. Rudyard Kipling, ayah John, adalah penulis ternama Inggris, berusaha merayu kerajaan Inggris agar memasukkan John di Angkatan Darat. Usaha Rudyard sempat ditolak, tetapi akhirnya John diterima di Angkatan Darat. Pada tahun 1915, John dikirim ke Prancis ke perang Battle of Loos. Di perang itu, John dinyatakan hilang. Keluarga Rudyard dirundung duka. Film yang dirilis 20 April 2008 itu, tak mempunyai efek sound yang baik, sebab isinya adalah efek dramatis. Sutradaranya, Brian Kirk, selama 95 menit akan menyeret pada keadaan itu: bagaimana jadinya menghadapi perang dengan mata yang bolor? Read the rest of this entry »

KESEDIHAN | VERSTEHN #5

Oleh: Sakim Sujatna

KESEDIHAN TERKADANG lahir dari sebuah ketidaktahuan atas apa yang telah terjadi. Sudah terlalu banyak hal-hal yang diklaim sebagai kesedihan yang pada dasarnya hal itu tak sepatutnya disebut sebagai kesedihan. Seseorang bersedih bukanlah karena ia merasa sedih, ia bersedih karena ia selalu merasa kurang atas apa yang ia miliki, dan kehilangan yang lebih sering muncul dalam kehidupannya.

Sebuah rasa atas ketidakpuasan atau kata lain dari sebuah ketamakan melekat pada diri manusia. Read the rest of this entry »

LEBIH GILA DARI GILA | VERSTEHN #5

Oleh: Pedi Ahmad

untuk FR

SEMENJAK kedatanganmu waktu itu, aku begitu kagum dengan kemampuanmu. Wajar aku begitu tertarik olehmu. Tapi aku tahu apa yang kulakukan, semuanya akan menuju kepada sesuatu yang menurut orang lain hanya bermain-main dengan api. Ah, tapi itu tidak membuatku takut untuk lebih mengenalmu.

Akhirnya, kamu mulai kembali ke tatapikirmu yang dulu, rigorus-pragmatis. Untuk apa semua itu? Kamu tidak pernah mengikuti nalar hatimu. Ya memang aku mulai sedikit tahu, kamu selalu merasa nyaman ketika kamu merasa tersiksa. Read the rest of this entry »

SARTRE DAN ATHEISME | VERSTEHN #5

Oleh: M. Rais Alfatoni

ADA DUA PILIHAN dalam kehidupan manusia dan kebebasannya. Menerima adanya Tuhan, sehingga dirinya tidak bebas karena segalanya ditentukan oleh Tuhan, dan menolak adanya Tuhan, kebebasan menjadi suatu hal yang mungkin bagi umat manusia. Jean Paul Sartre (1905-1980), Filsuf berkebangsaan Prancis yang terkenal dengan filsafat eksistensialis ateisnya, sehingga menghasilkan konsep ateisme humanistik di abad 20. Abad yang penuh dengan peperangan antar umat manusia, termasuk dengan yang mengatasnamakan agama. Banyak kaum muda yang akhirnya gemar membaca karya-karya Sartre, Sartrian menjadi populer dikalangan kaum muda Eropa termasuk juga di Asia. Read the rest of this entry »

KIERKEGAARD | VERSTEHN #5

Oleh: A. Wildan

Penulis: Thomas Hidya Tjaya | Judul: KIERKEGAARD: Pergulatan Menjadi Diri Sendiri | Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), Jakarta. 2004 | Halaman: xviii + 178 hlm | Size: 13 cm x 19 cm | ISBN: 979-91-0007-O

SEBAGAI BAGIAN PRODUK ALAM, manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam dirinya. Kecenderungan-kecenderungan ini pun ikut menentukan dalam kelangsungan hidup dan perkembangbiakan manusia. Di antaranya adalah dorongan seks, keinginan untuk bernafas, makan, dan tidur. Namun sebagai manusia kita pun dibedakan dari produk-produk alam yang lain dan yang membedakannya adalah akal budi. Karena itu manusia pun memiliki kesadaran dan mempunyai kekuatan mencari identitas dirinya, dari mana berasal, hendak ke mana dan apa yang harus dilakukan? Read the rest of this entry »

TENTANG PERASAAN | VERSTEHN #5

Oleh: Wildan Muharomsyah

SESEKALI ia bercerita keluh kesah tentang dirinya, menatap tajam dan berbicara padaku. Di kesempatan lain ada sesuatu yang berbeda, yang berusaha disembunyikan dariku. Akan tetapi, seakan-akan matanya tak mampu berdusta, selalu ingin bicara kejujuran. Sehingga nampak begitu jelas perasaan yang dipendamnya. Entah perasaan apa yang dirahasiakannya. Mungkinkah itu luap kebahagiaan yang ia alami? Terlihat garis indah di wajahnya, yang kadang untuk meluapkanya ia teteskan air mata. Atau mungkin sebaliknya, yang tengah ia simpan adalah suatu penderitaan.

Pernahkah bertanya, mengapa perasaan itu muncul dan kita alami? Read the rest of this entry »

AKU, BENDA, DAN SEJARAH | VERSTEHN #5

Oleh: H. Syihabul Furqon

“KENAPA harus ada penyadaran sebelum disadarkan?”

Kutipan di atas adalah sebuah renungan beberapa hari yang lalu ketika pada saat itu Handphone saya eror. Sudah jadi lazim bahwa Hp saya selalu disibukan dengan multi-tasking. Ketika eror itu terjadi, tentu saya menggerutu atas kecengengan Hp yang mulai lemot itu. Hingga pada akhirnya saya menyimpannya dengan cara melempar—kesal.

Anehnya ketika itu dilakukan, saya merasa bersalah. Saya merenung dan merasa sedih. Kesedihan yang melanda saya bukan karena keerorannya, melainkan lebih pada nilai di balik materinya. Demikian yang saya rasakan. Bisakah kita bicakan hal itu? Read the rest of this entry »

MEMBAKAR CINTA, TERBAKAR CINTA | VERSTEHN #3

cover: Verstehn #3: LoveOleh: H. Syihabul Furqon

MALAM INI ini belum pungkas. Ini tepatnya di hari Sabtu 11 Desember 2010. Malam minggu di mana anak-anak muda untuk nongkrong bersama pasangan mereka. Ini malam cinta barangkali demikian, dan enak rasanya untuk mengobrol ihwal cinta. Mari kita meneropong kedalaman dan ketinggian cinta dalam sudut pandang tasawuf dan tentu dengan sudut pandang filsafat sebagai perbandingannya. Read the rest of this entry »

BIOGRAFI SUHRAWARDI | VERSTEHN #3

cover: Verstehn #3: LoveOleh: Pedi Ahmad

ABU AL-FUTUH YAHYA BIN HABASY BIN ‘AMIRAK As-Suhrawardi Al-Kurdi, yang biasa dikenal dengan sebutan Suhrawardi lahir pada tahun 1153 M./549 H., di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Iran. Ia banyak memiliki gelar: Syaikh al-‘Israq, Al-Hakim, Asy-syahid  dan Al-Maqtul, akan tetapi Suhrawardi lebih terkenal dengan julukan al-Maqtul karena ia menemui kematian tragis melalui eksekusi di Aleppo pada 587 H/1191 M dan karena itulah ia terkadang disebut guru yang terbunuh. Read the rest of this entry »

« Older entries