STANOVNIK | Verstehn #6

Oleh: Faridz Yusuf

“WHAT KIND OF THE WORLD ARE WE LEAVING OUR CHILDREN?”, merupakan tema pertemuan Meja Bundar Unesco bulan Juni tahun 1978. Juga sebagai kelanjutan dari dua tema sebelumnya, yakni di tahun 1976 “Culture, Society and Economics for a New World”; dan di tahun 1977 dengan tema “Suicide or Survival? The Challenge of The Year 2.000”.

Pertemuan itu dihadiri oleh berbagai tokoh seperti Daniel Oduber Quiros (mantan Presiden Republik Costa Rica 1974-1978), Philip Noel-Baker (peraih Nobel Perdamaian 1959), dan tokoh lainnya dari berbagai disiplin. Termasuk Janes Stanovnik. Read the rest of this entry »

KENCLENG | VERSTEHN #5

Oleh: Faridz Yusuf

BEBERAPA hari kemarin, seseorang dibakar sebab nyolong kotak amal pembangunan masjid, di kota tempat peziarahan, dirawat di rumah sakit daerah Sunan.

Sedurhaka itukah dia?

Jika Albert Camus bilang di awal The Rebel, bahwa kejahatan itu ada yang berlandaskan nafsu dan logika—dan mereka adalah orang-orang dewasa yang punya kecakapan alibi—maka dengan dalih apa kita akan menyebut pembakaran itu sebagai suatu keluhuran budi? Read the rest of this entry »

BIOGRAFI KESENDIRIAN | VERSTEHN #4

Cover: Verstehn #4Oleh: Faridz Yusuf

SEORANG KSATRIA pada mulanya adalah penempuh kesendirian. Ia ringan, sebab baginya hidup itu bukan pengertian bentukan. Langkahnya berani, sebab ia mengerti batas kefanaan dan garis kekekalan. Ia tahu benar yang alim tapi lalim, yang lurus tapi bengkok. Maka ia nyinyir juga mual pada tafsir dinasti yang ingin jadi yang-ilahi. Read the rest of this entry »

YANG BERMULA DI KEMENYENDIRIAN | VERSTEHN #3: LOVE

cover: Verstehn #3: LoveYANG BERMULA DI KEMENYENDIRIAN

Oleh: Faridz Yusuf

SESEORANG KEMUDIAN MENYENDIRI: menyucikan tubuh dan jiwa dari ribuan liyan yang sudah terlampau lazim menjadi dirinya. Kesunyian mengajarkannya keberanian bersitatap dan menginsafi kealfaan dirinya sendiri. Ia kemudian melakukan perjalanan ruhani—yang fase perjalanannya seperti diringkaskan Murtadha Muthahhari atas bab kesembilan Isyarat wa Tanbihat-nya Ibn Sina—sebagai perjalanan pertama dari empat perjalanan dalam pengertian Hikmah Muta’aliyahMulla Shadra. Read the rest of this entry »

YANG TANPA “K” | VERSTEHN #2: BAHAYA ORANG BAIK-BAIK

YANG TANPA “K”

Oleh: Faridz Yusuf

“Fanatisme adalah jalan satu-satunya untuk menghilangkan keraguan dalam jiwa manusia.” [Paulo Coelho, The Zahir]

SESIAPA yang yakin hidup itu harus jadi sesuatu, ia kerap akan dilanda guncang. Keguncangan muncul karena segalanya akan dinegasi jika tidak sesuai dengan kategori “kecenderungan-akan-sesuatu” tersebut. Kecenderungan itu bisa berwajah ideologi, pemikiran tokoh, pun kemusyrikan yang diciptakan dengan menyebut diri “telah-dirangkul-Kebenaran”. Singkatnya, kecenderungan itu telah dilembagakan diri menjadi kuasa ‘Kecenderungan-Pengetahuan’. Read the rest of this entry »

HARAPAN | VERSTEHN #1: SOCRATES

cover: Verstehn #1: SocratesHARAPAN

Oleh: Faridz Yusuf

MULANYA KARENA INGIN DIPAHAMI SEBAGAI MANUSIA: dihargai eksakpun perlahan kami enyahkan. Itulah gagasan kami untuk memulai ini semua. Betapa pentingnya hal ini bagi kami untuk mengejawantahkan diri—yang seringkali dipandang sebagai entitas matematis. Tak ayal, kami seringkali dinilai sebagai satu item angka dari statistik tentang pengisi meja dan bangku. Atau hanya sebagai hitungan kalkulatif nama-tanpa-makna yang hanya eksis di catatan administratif. Kami ragu: apakah manusia memang tak lebih dari itu? Read the rest of this entry »