AMNESIA DIRI | VERSTEHN #4

Cover: Verstehn #4Oleh: Mukhlisin Al-Misbah

LUPA ITU MUNCUL DARI KETIADAAN PERHATIAN, dan ketiadaan perhatian itu lahir dari penyepelean. Memang lupa itu bawaan alami manusia, tapi apakah manusia harus selalu lupa jika dihadapkan pada sesuatu. Sebenarnya banyak ragam yang membuat kita lupa, melupakan diri kita sendiri atau bahkan melupakan Tuhan, kok bisa? Read the rest of this entry »

TENTANG CINTA: SEBUAH RISALAH REDUKTIF

cover: Verstehn #3: LoveOleh: Tiusman Nawawy

MENDENGAR KATA CINTA, masyarakat kerap merepresentasikannya pada suatu aktifitas bertautnya dua pasang jiwa manusia. Menurut saya, pandangan tersebut mereduksi makna cinta itu sendiri, yang kehakikiahannya esoteristik dan transendental. Objek kecintaan—sebagaimana juga filsafat barangkali—juga mencakup segala-yang-ada, ihwal metafisis sekalipun.

“Jika ada sesuatu yang tak pernah selesai dibahas. tak pernah tuntas diekspresikan: itulah cinta!” kata Ibnu Hazm Al-Andalusi di Thauqul Hamamah. Tulisan ini berisi Kajian Klasik makna cinta secara global. Apa yang akan saya bahas hanya bertaut pada hal-hal batas kemampuan saya dalam ajaran Islam, itupun tak seberapa dalam. Read the rest of this entry »

BAHAYA ORANG BAIK-BAIK

BAHAYA ORANG BAIK-BAIK

Oleh: Faridz Yusuf feat. Pedi Ahmad

“Kebenaran adalah penghancur terbaik: keberanian juga menghancurkan rasa belas. Namun belas, adalah jurang terdalam: sedalam manusia melihat ke dalam kehidupan, sedalam itu pula ia melihat ke dalam penderitaan.”

— Friedrich Nietzsche, Also Sprach Zarathustra

SEBUAH MALAM, seperti halnya dengan hidup yang kerap diibaratkan sebagai aliran sungai itu, tak satupun akan persis sama. “You can’t step twice into the same river,” kata Heraklitus. Setidaknya ketidaksamapersisannya sebuah malam itu pernah terjadi di Verstehn Community ketika menonton The Golden Compass: yang dipantulkan sebuah infocus pinjaman ke layar persegi yang kerap doyong karena dihantam angin sawah. Read the rest of this entry »

Newer entries »